Selasa, Maret 24, 2009

Sistem Pendaftaran Try Out

Assalaamu'laikum Wr. Wb.

Dalam rangka Try Out Nasional II, maka berikut ini kami informasikan sistem pendaftarannya.

1. Sekolah yang ingin menjadi peserta diharap menghubungi no. telp berikut 08123163707 atau flexy 03170732766 bisa sms atau melalui email adipur12@yahoo.co.id.
2. Biaya per paket adalah Rp 30.000,00 (1 paket terdiri atas 3 bidang studi dengan jumlah soal sesuai dengan UASBN)
3. Disediakan dalam 5 paket soal.
4. Kemudian mengirimkan uang pendaftaran ke rek. BCA an. Adi Purwanto no. 464-131-2813.
5. Setelah melakukan transfer segera mengirimkan sms ke no. hp tersebut di atas dengan disertakan waktu pengiriman atau via email.
6. Setelah kami periksa masuk atau tidaknya, maka soal segera saya kirimkan ke masing-masing sekolah via email.
7. Bagi sekolah yang tidak punya email, soal bisa dikirimkan melalui pos dengan tambahan biaya pengiriman Rp 5.000,00 per paketnya.
8. Informasi lebih lengkap silahkan hubungi nomor di atas.

Wassalam
Adi Purwanto

Senin, September 08, 2008

Hasil Rapat Pendidikan DPW Jatim

Pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 di kantor baru DPW Jawa Timur di Jl. Mulyosari Surabaya yang bergabung dengan kantor BMH Surabaya telah dilaksanakan rapat pendidikan di bawah koordinasi Ust. Zaenal Muttaqin selaku Ketua bidang Pendidikan DPW Jatim. Rakor tersebut dihadiri oleh seluruh kepala sekolah di lingkungan Hidayatullah Jatim. Yang hadir antara lain dari Surabaya sendiri dihadiri oleh Ust. Amrozi yang juga ketua IKASIH Indonesia beserta Ust. Marni, Ust. Adi, Ust. Rifa'i (Bojonegoro), Ust. Widi (Probolinggo), Ust. Nur Cholis (Trenggalek), Ust. Hamzah, Ust. Jayadi, Ust. Suhail, Ust. Suhud, Ust. Malik (Malang), Ust. Bashori (Ngawi), Ust. Abdul Rahman (Sumenep), dan Ust. Aris (Jember).

Adapun agenda kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Pengarahan ketua DPW (Diwakili oleh Ust. Zaenal)
3. Laporan-laporan perkembangan, solusi problematika
4. Program sekolah, bersama dan kesepakaan
5. Penutup

Sebagai bahan-bahan kesepakatan adalah sebagai berikut :
a. Logo sekolah integral yang harus segera disesuaikan dengan amanat dari DPP Hidayatullah
b. Promosi bersama dan membangun brand image pada even-even tertentu.
c. Kebijakan sertifikasi guru disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah
d. Up Grading bersama/per rayon yang akan direncanakan oleh DPW
e. Kartu Tanda Anggota Hidayatullah yang wajib dimiliki semua guru dan karyawan

Perkembangan Sekolah yang dilaporkan oleh masing-masing kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Bojonegoro (Ust. Rifa’i)
- Pengurus yayasan sudah mendukung dengan kebijakan sekolah
- Pengelola sekolah punya izahuntuk mengembangkan sekolah
- Dari perkembangan siswa sudah ada peningkatan siswa dengan jumlah siswa kelas I yang diterima adalah 44 siswa.
- Sarana prasarana sekolah sudah meningkat dengan dibuktikan dengan seluruh kelas sudah terdapat kipas angin, namun fasilitas perpustakaan masih belum memadai.
- Prestasi hasil UASBN kelas VI meraih peringkat 9 dari 50 seluruh SD se-kabupaten Bojonegoro.
- Kegiatan sekolah sudah berhasil ditayangkan oleh JTV sebanyak 3 kali.

Masukan :
- Masih belum terlihatnya warna harokah dalam hal ini pembatasan hijab masih perlu diperbaiki 
- Perlu pembuatan papan nama di depan gang menuju sekolah agar lebih terlihat oleh khalayak umum.
- Lokasi kurang strategis dan kebersihan harus tetap dijaga.
- Perlu adanya daya tarik untuk sekolah yaitu gedung, sarana prasarana, SDM, dan pelayanan yang optimal.
- Perlu melakukan studi banding sebagai alternatif model yaitu SD Maron Probolinggo (standar kerja swasta maju) yang menarik SDN yg bisa optimalkan peran ortu (MBS) .
- Membangun poros wilayah barat dengan Ngawi
- Menejemen sekolah di tata lebih baik, dan profesionalisme guru dibenahi.
- Perlu dibuat menjadi sekolah berbasis masyarakat.

b. Ngawi (Ust. Basori)
- Jumlah siswa hingga hari ini adalah 114 siswa, dengan jumlah tenaga 20 orang.
- Mempunyai visi bahwa tahun 2010 rasio guru dengan siswa 1 : 25
- Mulai melakukan sosialisasi terhadap adanya image sekolah mahal padahal fasilitasnya biasa saja.
- Hasil nilai UASBN rata-rata menjadi terbaik se-kab. Ngawi.
- Akan dilakukan pengembangan dan sudah ada lokasi seluas 10 hektare.
- Segi kebersihan masih perlu ditingkatkan
- Fokus SDM/kehumasan dan sarana minimal (jadi pintu gerbang SDM di jatim)
- Sekolah dengan ciri khas Hidayatullah (character sebagai kelebihan)

Masukan
- Kondisi kantor sekolah perlu diperhatikan.
- Tauhid sebagai landasan utama

c. Sumenep (Ust. Abdurrahman)
- Jumlah siswa mengalami peningkatan yaitu pada tahun I berjumlah 17 siswa sedangkan pada tahun II berjumlah 41 dengan lokasi strategis kawasan pendidikan.
- Sarana yang belum ada salah satunya adalah perpustakaan.
- Untuk meningkatkan SDM perlu ada pembinaan guru secara rutin
- melakukan kegiatan on air di radio untuk memberikan pengalaman sebanyak mungkin kepada siswa
- Akan direalisasikan program umrah untuk siswa

Masukan
- Membangun kepercayaan dari TK ke SD karena itu perlu ada komunikasi antara TK dengan SD
- Masih kurang perhatiannya DPD terhadap lembaga pendidikan di bawahnya.
- Perlu disusun Kurikulum yang terintegrasi antara TK-SD-SMP-SMA.

d. Trenggalek (Nur Cholis)
- Program pendidikan yang sudah berjalan yaitu : TK, SD, Paket B, dan Paket C
- Masih mengandalkan orang untuk memajukan lembaga
- Perlu penataan SDM agar memenuhi kualifikasi karena tenaga guru masih mahasiswa dengan jumlah tenaga guru 13 orang.
- Hingga saat ini jumlah murid dari kelas 1 s.d. kelas 5 adalah 26 anak sedangkan siswa kelas I sekarang adalah 6 anak.

Masukan
- Jawab dengan kerja keras
- Perlu dijalin kerja sama dengan organisasi yang lain, misalnya : Jama’ah masjid, even public. Namun perlu dianalisa karena bisa menjadi boros apabila tidak terevaluasi
- Persoalan ada di DPD, sementara perlu fokus menggarap pendidikan, SDM harus memenuhi standar.
- Perlu berhubungan dengan pejabat yang sudah dikenal masyarakat agar dapat meningkatkan nama lembaga

e. Probolinggo (Ust. Widi A)
- Sudah melakukan persiapan dengan matang sejak 2 tahun yang lalu, namun masih terkendala dengan pendanaan.
- Akan membangun sekolah di kawasan strategis dari seorang donatur dengan fasilitas masjid
- Sudah mendapatkan siswa baru sebanyak 14 siswa.
- Masalah SDM yang saat ini baru berjumlah 5 orang namun masih minim yang berijasah S-1, akan lebih dipercaya oleh masyarakat kalau mayoritas guru berijasah S1.
- Permasalahan utama terdapat pada menejemen karena harus rangkap jabatan sebagai DPD dan Kasek.

Masukan
- Mulai membangun kepercayaan dengan orang lain dengan memberikan tanggung jawab penuh.
- Jika sudah merasa cocok di dunia pendidikan, kepala sekolah sebaiknya lebih fokus ke dunia pendidikan.
- Mulai merubah paradigma belajar

f. Jember (Ust. Aris)
- Lokasi sekolah yang cukup strategis
- Dukungan dari DPD masih belum opimal karena gaji guru murni dari spp padahal penerimaan masih minim.
- Jumlah murid seluruhnya 30 siswa dengan rincian murid kelas 2 berjumlah 14, sedangkan kelas 1 berjumlah 16
- pembinaan guru belum optimal (lulusan D2 PGSD)
- Prasarana belajar yaitu kelas masih menggunakan bekas aula.
- Kurang ada komunikasi antara pengurus TK dengan SD, dibuktikan dengan tahun ini hanya 4 anak dari lulusan TK yang berjumlah 40 siswa.
- Promosi masih kurang (efektifkan internal dari wali siswa) daripada even seminar.
- Niat awal ada amal usaha yg bisa dijadikan sebagai tonggak berkarya.

Masukan
- Promosi lewat silaturahiem ke wali siswa untuk fahamkan konsep sekolah kepada orang tua
- Menejerial diperkuat
- Upaya menyatukan segenap kekuatan untuk dukung visi-misi
- Pandai mensikapi problem

g. Malang
SD (Ust. Malik)
- Jumlah siswa pada tahun ke-2 adalah 87 siswa dengan perincian kelas II sebanyak 28 siswa, dan kelas I sebanyak 49 siswa.
- Siswa yang masuk mempunyai jarak jangkauan rumah dan sekolah radius 5-7 km.
- Animo masyarakat semakin baik dan mendapat dukungan penuh dari DPD dan BMH, dibuktikan dengan adanya pindahan dari SDN favorit.
- Awal mula wali murid TK ada rasa ketidakpercayaan serta komunikasi yang kurang antara guru TK-SD, namun sekarang 90 % dari TK masuk ke SD.
- Telah melakukan berbagai perubahan antara lain prototipe guru menjadi lebih baik, Kelas dirubah sesuai dengan yang ideal, mengomunikasikan kepada orang tua tentang keuntungan masuk ke SD, serta melakukan penyebaran informasi mengenai konsep pendidikan model SD.
- SDM diback up yayasan, rata-rata guru baru dengan pengalaman yang minim, dengan melakukan pembangunan loyalitas dengan dipaksa agar tidak hancur salah satunya ada kegiatan morning motivation.
- Ada grand strategi (standar) yang tersampaikan pada orang tua.

SMP pi (ust. Suhail)
- Jumlah murid yang semakin meningkat dari th I sejumlah 28 siswa menjadi 85 siwa pada tahn ke-2.
- Adanya pindahan siswa 6 orang, dengan santri dari seluruh Indonesia.
- Menggunakan islamisasi ilmu (Naquib Alatas) kembali model pendidikan yang sesuai dengan manhaj.

SMP pa (ust. Suhud)
- Peningkatan jumlah siswa baru 109 siswa, sehingga jumlah total siswa adalah 260 siswa.
- SDM guru formal: 28, pengasuh: 12 orang.
- Kembali ke inti PBM yaitu ikhlas.
- Fokus pada pelajaran Bahasa Inggris dengan jumlah jam menjadi 15 jam/minggu.
- Adanya kesan bahwa pondok besar kalau jumlah santrinya banyak.
- Perlu membangun image sebagai sekolah mahal dengan mutu baik
- Hasil UAN Kelas III adalah peringkat 6 dari seluruh SMP dan peringkat 2 untuk sekolah swasta.

SMA
- Siswa berasal dari seluruh wilayah Indonesia, dengan potensi heterogen. Perkembangan siswa : jumlah 85 siswa dengan rincian kelas I ada 36 siswa, kelas II ada 26 siswa dan kelas III ada 28 siswa.
- Berharap menjadi sekolah terbaik.
- SDM rata-rata dari keguruan dan murni dengan semuanya terlibat di lembaga bimbingan belajar dengan jumlah 12 orang.
- Perpaduan model formal dan non formal- life skill.

h. Madiun (Ust. Jayadi)
- Jumlah siswa baru 15 anak, suasana agak jenuh (butuh penyegaran), siswa angkatan ke-7.
- Program tetap berjalan
- Ada pengembangan SDM tiap minggu dengan materi wawasan keislaman melalui SNW.
- Focus pada pelajaran Bahasa Arab
- Mulai dirintis LPI.

Keputusan lain :
a. Promosi bersama dikelola dengan bagus (persaingan antar sekolah Hidayatullah) usulan masing-masing sekolah mempunyai meja sendiri.
b. Akan diselenggarakan musyawarah berikutnya di Malang pada hari Kamis, bulan November minggu III.

Rabu, September 03, 2008

Menghidupkan Rasa Malu

Oleh :
Adi Purwanto

Penegasan Rasulullah saw di atas mengingatkan, apabila seseorang tidak lagi mempunyai rasa malu, maka ia akan kehilangan kontrol atas segala tingkah lakunya. Dia menjadi lepas kendali dan merasa bebas untuk melakukan apa saja tanpa harus mempertimbangkan halal haram, baik buruk dan manfaat mudharat perbuatannya. Segala macam cara ia halalkan demi mencapai tujuan dan memuaskan hawa nafsunya belaka.

----------

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk. Kemudian kami kembalikan dia ke peringkat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mereka beramal shalih ,” (QS. At-Tin: 4-6)

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia dan sempurna. Selain bentuk fisik yang bagus, ia pun dianugerahi Allah Ta’ala kemampuan berpikir melalui akal. Dengan modal akal ini, manusia dapat mempertahankan predikat kemuliaan dan kesucian fitrahnya. Tanpa memanfaatkan akal yang sehat, manusia akan terjerembab ke jurang kehinaan.

Salah satu ciri utama fitrah manusia adalah memiliki rasa malu. Ketika rasa malu hilang, manusia secara pasti memperturutkan hawa nafsunya dan mengabaikan petunjuk akal dan nuraninya (QS. Al-A’raf: 179).

Secara sederhana, malu dapat dimaknakan sebagai sifat atau perasaan yang membuat enggan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Dalam buku Adab an-Nabi, ustads Abdul Qadir Ahmad ‘Atha membedah secara bahasa kata ‘malu’ dengan cemerlang. Menurutnya, kata ‘al-hayyaa’ (malu) pada dasarnya memilki sinergi erat dengan kata ‘al-hayaat’ yang berarti kehidupan. Sebab, kata itu mengandung makna: perasaan sedih dan perubahan jiwa yang dapat menyedot segala kekuatan lahir dan batin, mencoreng kehormatan diri dan mengurangi harkat nilai keidupan manusia.

Sifat malu mutlak dimiliki seorang Muslim. Sebab rasa malu tak lain merupakan refleksi keimanan, laksana perisai yang dapat mencegah seseorang dari melakukan kemungkaran dan kemaksiatan. Bahkan mulia-hinanya akhlak seseorang dapat diukur dari rasa malu yang ia miliki.

Karena itulah, malu tak dapat dipisahkan dari keimanan. Keduanya selalu hadir bersama-sama. Makin kuat iman seseorang, makin tebal pula rasa malunya. Begitu juga sebaliknya. Rasulullah saw bersabda: “Iman itu memiliki 60 sampai 70 cabang, yang paling utama ialah pernyataan ‘Laa ilaaha illallah’. Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman,” (Muttafaq ‘alaih).

Jadi, seorang Musim yang benar-benar memiliki komitmen dalam menjalankan ajaran Islam tentu punya komitmen dalam memelihara sifat malunya. Sebab ketika rasa malu itu tak lagi bersemayam dalam jiwanya, pada hakikatnya keimanannya tidak lagi sempurna. Paling tidak, ketika rasa malu itu sedang hilang darinya. Sabda Rasulullah saw, “Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu jadi satu, maka apabila lenyap salah satunya hilang pulalah yang lainnya,” (HR. Hakim dan Baihaqi).

Rasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan seseorang dari segala sikap dan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tanpa kontrol rasa malu, seseorang akan leluasa melakukan apa pun yang ia inginkan, meski hal itu bertentangan dengan hati nuraninya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: “Jika engkau tidak lagi memiliki rasa malu, maka berbuatlah sekehendak hatimu,” (HR. Bukhari).

Penegasan Rasulullah saw di atas mengingatkan, apabila seseorang tidak lagi mempunyai rasa malu, maka ia akan kehilangan kontrol atas segala tingkah lakunya. Dia menjadi lepas kendali dan merasa bebas untuk melakukan apa saja tanpa harus mempertimbangkan halal haram, baik buruk dan manfaat mudharat perbuatannya. Segala macam cara ia halalkan demi mencapai tujuan dan memuaskan hawa nafsunya belaka.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merasakan kebenaran sabda Rasulullah saw di atas. Betapa kita telah terbiasa melihat seseorang yang mengaku Muslim, namun melanggar nilai dan ajaran agamanya tanpa merasa rikuh sedikit pun. Bahkan sesuatu yang rasanya mustahil terjadi menurut ukuran minimum keimanan sekalipun, sangat banyak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari korupsi, nepotisme, perzinahan dan lain sebagainya.

Benar, ketika budaya malu tak lagi tegak dalam suatu masyarakat maka itulah saat awal kehancuran dan kebinasaannya. Rasulullah saw menggambarkan betapa rasa malu harus dibudidayakan demi keselamatan sebuah bangsa. “Jika Allah ingin menghancurkan suatu kaum, maka dicabutlah dari mereka rasa malu. Bila rasa malu telah hilang maka yang timbul adalah sikap keras hati. Bila sikap keras hati itu membudaya, maka Allah akan mencabut dari mereka sikap amanah dan tanggung jawab. Bila sikap amanah telah lenyap maka yang muncul adalah para pengkhianat. Bila para pengkhianat sudah merajalela maka Alaah akan mengangkat rahmat-Nya dari mereka. Bila rahmat Allah telah sirna maka akan tampillah manusia-manusia terkutuk. Bila manusia-manusia laknat itu telah berkuasa maka akan tercabutlah dari kehidupan mereka tali-tali Islam.” (HR. Ibnu Majah).

Malu, amanah, rahmat dan Islam adalah sebuah kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Konsekuensi logis dari hilangnya rasa malu adalah hilangnya amanah. Lenyapnya amanah pertanda rahmat sudah tidak ada lagi. Hilangnya rahmat merupakan istarat akan terurainya ruh, semangat dan nilai-nilai Islam dari kehidupan umat.

Sifat malu ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian yang saling berkaitan. Pertama malu kepada Allah SWT. Kedua malu pada diri sendiri dan ketiga malu pada orang lain.

Seorang mukmin sejati akan malu pada Allah SWT jika ia tidak mengerjakan perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya. Orang yang betul-betul malu pada Allah Ta’ala dengan sendirinya akan malu pada dirinya sendiri. Ia malu melakukan maksiat sekalipun berada di tempat yang tersembunyi, dimana tak seorang pun yang melihat dan mendengarnya. Setelah malu pada dirinya sendiri ia pun akan malu melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain.

Ketiga rasa malu di atas seyogyanya ditumbuhkembangkan dan dipelihara terus menerus oleh setiap Muslim. Apalagi malu pada Allah SWT. Sebab, malu kepada-Nya inilah yang menjadi sumber lahirnya dua jenis malu lainnya. Semoga kita masih memiliki rasa malu itu.

Minggu, Agustus 31, 2008

Blog Jaringan Sekolah Integral Hidayatullah

Oleh :
Adi Purwanto
Guru SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya



Alhamdulillah, pada bulan Juli - Agustus 2008 DPP Hidayatullah Departemen Pendidikan mulai melakukan konsolidasi dengan melakukan Rapat Kerja Kepala Sekolah se-Indonesia. Di awali dengan Kepala Sekolah di tingkat SD yang dilaksanakan di Kali Urang, Yogyakarta dan dilanjutkan dengan Kepala Sekolah di tingkat SMP dan SMA yang dilaksanakan di Surabaya. Salah satu hasil penting dalam kegiatan tersebut adalah terbentuknya sebuah jaringan yang bernama Jaringan Sekolah Integral Hidayatullah. Di tingkat SD malah sudah terbentuk Ikatan Kepala Sekolah Integral Hidayatullah (IKASIH) dengan ketua Ust. Amrozi Alimudin, S.Pd.

Namun setelah pelaksanaan Raker tersebut ternyata belum ada tindak lanjut yang nyata. Walaupun di tingkat SD ada tindak lanjut berupa pelaksanaan Try Out tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya yang diikuti oleh 10 sekolah yaitu Surabaya, Ngawi, Bojonegoro, Kudus, Solo, Kebumen, Mataram, Timika, Toli-Toli, dan Nunukan. Hal ini kemungkinan karena kondisi geografis sehingga agak sulit melakukan komunikasi.

Memang dapat dipastikan seluruh kepala sekolah di lingkungan Hidayatullah bahkan para gurunya sudah memiliki sarana komunikasi pribadi baik telepon rumah maupun handphone. Namun jika harus berkomunikasi dengan tekpon rumah maupun handphone berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh mereka. Padahal kondisi keuangan sekolah yang serba terbatas.

Oleh karena itu diperlukan sebuah sarana komunikasi yang efektif dan murah. Salah satu solusinya adalah melalui media internet. Hal Insya Allah ini bisa dilaksanakan mengingat Kepala Sekolah di seluruh Indonesia baik di tingkat SD hingga SMA mempunyai pemahaman yang baik mengenai hal ini. Buktinya masing-masing kepala sekolah setidaknya mempunyai alamat email pribadi. Dan ini adalah sebuah potensi yang harus terus digali.

Oleh sebab itu penulis mengusulkan agar dibuat sebuah website atau webblog untuk memudahkan komunikasi dan melakukan berbagai kegiatan yang memudahkan. Misalnya mengunduh (download) soal Try Out Nasional yang beberapa waktu yang lalu penulis merasa kesulitan untuk mengirimkan. Atau membutuhkan silabus dan RPP dari sekolah lain, juga buku-buku contoh baik secara online maupun pesan saja. Jika ini bisa dilakukan, Insya Allah bukan sebuah halangan lagi baik jarak maupun waktu yang ditemmpuh dapat dilalui. Wallahu a'lam.